semoga blog ini dapat berguna bagi pembacanya

Sabtu, 09 Oktober 2010

teori lokasi industri weber


Teori Lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis. Lokasi dalam ruang dibedakan menadi dua yaitu ;
1)      Lokasi absolut yakni lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordnat garis lintang dan garis bujur (letak astronomis)
2)      Lokasi relatif yakni lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah lain yang ada disekitarnya.
Ada beberapa teori lokasi antara lain adalah teori lokasi Industri dari Alfred Weber. Teori Weber biasa dikenal dengan teori Least Cost Location yakni bahwa lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang biayanya paling murah atau minimal. Weber menyusun model yang dikenal dengan segitiga lokasional Weber. Menurutnya, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu yaitu faktor material, konsumsi, dan tenaga kerja.
Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber juga mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu;
1)      Hanya tersedia satu jenis alat transportasi
2)      Lokasi pabrik hanya ada pada satu tempat
3)      Jika ada beberapa macam bahan mentah, maka sumbernya juga berasal dari beberapa tempat. Biaya transportasi tergantung dari bobot barang dan jarak yang ditempuh untuk mengangkutnya.
Faktor –faktor yang mempengaruhi lokasi industri ;
1)      Biaya transportasi (jarak dan berat lokasional)
Berat lokasional yaitu berat total semua barang input yang harus diangkut ke tempat produksi untuk menghasilkan satu satuan output ditambah berat output yang akan dibawa ke pasar
2)      Upah tenaga kerja
3)      Aglomerasi yakni tempat kecenderungan berkumpulnya beberapa pelaku ekonomi pada suatu lokasi karena ada upaya saling memanfaatkan dari fasilitas yang ada.
Menurut Weber  biaya transportasi akan bertambah proporsional dengan jarak. Titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan distribusi hasil (output). Dan jika sumber bahan baku dan pasar berada pada arah yang berbeda, maka lokasi biaya transportasi termurah adalah pada pertemuan keduanya.
Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar.
Segitiga diatas memperlihatkan bagaimana cara meminimalkan biaya transportasi. Memperhitungkan berat bahan baku = w (S1) ton yang akan ditawarkan di pasar M, w (S1) dan w (S2) ton material yang berasal dari masing-masing S1 dan S2 yang diperlukan. Masalahnya berada dalam mencari lokasi pabrik yang optimal P terletak di masing-masing jarak d (M), d (S1) dan d (S2).
Penentuan lokasi optimum (dekat lokasi bahan baku atau pasar) dengan menggunakan indeks material ;
           bobot input (bahan baku)
IM  =  ---------------------------------
            bobot produk akhir

Bila IM > 1 ; perusahaan berlokasi dekat bahan baku
Bila IM < 1 ; perusahaan berlokasi dekat pasar
Asumsi yang digunakan Weber untuk mendapatkan least cost location ada enam pra kondisi, yaitu ;
1)      konsumen terkonsentrasi di beberapa pusat;
2)      iklim homogen
3)      Wilayah terisolasi
4)      Pasar persaingan sempurna;
5)      Sumber daya atau bahan mentah tersedia dalam jumlah memadai;
6)      Bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara tidak merata dan hanya terjangkau pada tempat yang terbatas
7)      Tenaga kerja menyebar tidak merata

2 komentar:

  1. Boleh2...boleh.....aq emang lagi nyari teori lokasi nich :-)
    ntar jangan lupa visit my blog yaa: deeanforindonesia.blogspot.com

    sukron!

    BalasHapus
  2. nice post....
    sangat membantu dalam tugas saya.. :)

    BalasHapus

Free Hit Counter